SUMENEP, netjatim.com–Pulau Madura terancam tenggelam, hal tersebut diakibatkan karena intensitas curah hujan hujan yang tinggi serta di iringi angin yang kencang, pada hari Rabu 13 Maret 2024 di pulau madura mengalami banjir di tiga kabupaten, yakni Bangkalan, Sampang, Sumenep sehingga mengakibatkan longsor dan kemacetan di lokasi kejadian.
Seperti yang kita ketahui Kabupaten Sampang mengalami banjir yang paling paling parah, disusul Bangkalan dan Kabupaten Sumenep. Khusus di Kabupaten Sumenep, akibat banjir tersebut ratusan hektar tanaman padi terancam gagal panen.
Salah satu BEM Sumenep Abd Halim menyatakan, banyak penyebab yang mengakibatkan bencana alam berpotensi terjadi setiap musim hujan, hal itu , disebabkan dari banyaknya pertambangan dan bangunan gedung yang tidak sesuai penataan yang baik.
Bahkan, perda dalam pasal 113 ayat 2, dimana pemilik lahan yang berdiri diatas zona hijau kini boleh membuat bangunan berupa hunian dan tempat usaha dengan sejumlah syarat yang telah ditetapkan.
“Revisi perda tersebut, yang sudah membolehkan pembangunan di zona hijau,” ucapnya.
Pria yang akrab di sapa Halim menambahkan, tidak heran jika tambak udang yang kian ada di pesisir pantai bagian pantura, termasuk juga galian c yang di lakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. sangat banyak di Kabupaten Sumenep.
Dampaknya jelas merusak lingkungan, bahkan lahan yang seharusnya dijadikan lahan pertanian disulap dbangunan gedung bertingkat seperti hotel, dan Perumahan di daerah perkotaan.
“Bukannya kami tidak mendukung terhadap pertambangan dan bangunan yang berkelanjutan, namun, hal itu harus tepat pada tempat dan sasarannya, dan perda yang membuat peluang bagi para investor untuk terus membuat kerusakan lingkungan ” tegasnya pada media ini. Jum’at,
Maka dari itu, terjadinya bencana banjir di madura ini, pemerintah kabupaten harus segera mencari solusi, dan mengambil sikap tegas untuk segera menutup pertambangan ilegal seperti tambak udang, galian C, dan bangunan beton yang juga menjadi penyebab terjadinya banjir, agar bencana banjir tidak terjadi lagi di madura.
“Ini harus dicarikan solusi, agar anak cucu kita tidak menjadi korban dikemudian hari,” pungkas aktivis dari timur daya ini. (Bs)